Laga yang digelar di Jakarta Concention Centre (JCC) Assembly Hall, Jakarta tersebut, akan mempertandingkan dua kelas yakni kelas -78 kg putri dan +90 kg putra.
Di kelas -78 kg putri, Indonesia akan menurunkan Szalsza Maulida dan Marcelina, sementara di kelas +90 putra Putu Adesta Wiradamungga dan Muhammad Dhifa Alfais.
Hingga hari kedua kemarin, Rabu (29/8), kontingen Uzbekistan masih memimpin perolehan medali dengan 4 emas, 1, perak dan 4 perunggu, di tempat kedua Iran 1 emas, 1 perak dan 2 perunggu, serta tempat ketika India dengan 1 perak dan 1 perunggu.
Sementara Indonesia masih mengkoleksi 1 perunggu yang diraih melalui Najmu Khasani Shifa dari kelas -63 kg putri.
Pada hari terakhir, Indonesia mengharapkan masih dapat menambah pundi-pundi medali dari keempat atlet yang turun hari ini untuk melengkapi raihan perunggu yang telah diraih pada hari sebelumnya.
"Kami berharap pada hari terakhir masih bisa menambah medali, meski itu tentunya tidak mudah, mengingat tentunya negara-negara lain juga memiliki tekad yang sama," kata Pelatih Kurash Indonesia Deni Zulpendri.
Cabang olahraga bela diri kurash berasal dari Uzbekistan dan sudah cukup lama berkembang di kawasan Asia Tengah, khususnya di negara-negara pecahan Uni Soviet seperti Uzbekistan, Turkmenistan, Tajikistan, Kyrgistan, dan Kazakhstan.
Di Indonesia sendiri, olahraga yang memiliki kesamaan dengan judo tersebut, baru mulai diperkenalkan sejak tahun 2015 dan terus berkembang hingga kini yang sudah memiliki induk organisasi di 15 provinsi di tanah air.
Pewarta: Juraidi
Editor: Unggul Tri Ratomo
COPYRIGHT © ANTARA 2018