Kuartet pelari Indonesia yang terdiri dari Fadlin, Lalu Muhammad Zohri, Eko Rimbawan, dan Bayu Kertanegara berhasil finis kedua pada final lomba lari nomor 4x100 meter estafet putra dengan catatan waktu 38,77 detik dan meraih medali perak.
Mereka tertinggal 0,61 detik dari tim Jepang yang mencatat waktu tercepat 38,16 detik. Sedangkan posisi ketiga ditempati China dengan catatan waktu 38,89 detik.
Kendati hanya finis kedua, namun keberhasilan itu disambut meriah ribuan penonton yang menyaksikan langsung final di Stadion GBK, layaknya atlet yang memperoleh medali emas.
Bukan apa-apa, medali perak nomor 4x100 meter estafet putra menjadi yang kedua diraih Indonesia di ajang Asian Games, setelah yang pertama tahun 1966 atau 52 tahun silam.
Apalagi, para sprinter Indonesia mampu mendahului China, tim yang lebih diunggulkan dan diperkuat Su Bingtian yang beberapa hari sebelumnya memecahkan rekor Asian Games untuk nomor sprint 100 meter.
Pelatih atletik Indonesian untuk nomor estafet, Eni Nuraini, mengungkapkan, salah satu kunci sukses anak didiknya bisa finis kedua terletak pada teknik pertukaran tongkat antarpelari yang berjalan dengan baik. "Rahasianya di pertukaran tongkat," katanya.
Eni tidak pernah memprediksi Fadlin dan kawan-kawan bisa memperoleh medali emas, tetapi sangat yakin mereka memperoleh salah satu medali di nomor estafet jarak pendek ini.
"Terima kasih atas doa dan dukungan masyarakat," kata Lalu Muhammad Zohri, pelari kedua di tim estafet putra tersebut.
Medali perak nomor estafet putra ini menjadi perak kedua yang diraih tim atletik Indonesia pada Asian Games 2018. Medali perak pertama disumbangkan Emilia Nova dari nomor lari gawang 100 meter gawang putri pada perlombaan final, Minggu (26/8).
Hingga berakhirnya perlombaan atletik yang memperebutkan sebanyak 48 medali emas, Indonesia secara keseluruhan berada di posisi ke-13 dengan raihan dua perak dan satu perunggu.
Juara umum atletik direbut China dengan mengumpulkan 12 emas, 12 perak dan 9 perunggu, disusul Bahrain (12-6-7), India (7-10-2), Jepang (6-2-10), dan Qatar (4-2-1).
Sepanjang pertandingan hari ke-12 Asian Games 2018 di Jakarta dan Palembang, tuan rumah Indonesia hanya mampu menambah satu perak (atletik) dan satu perunggu dari cabang olahraga dayung nomor kano ganda putri 500 putri melalui pasangan Andriyani Riska/Meni Nur.
Duta olahraga tim Merah Putih yang berlaga di cabang olahraga balap sepeda track, senam trampolin, loncat indah, berkuda, judo, dan kurash tidak mampu menyumbangkan medali.
Kendati tidak menambah medali emas, posisi kontingen Indonesia dalam daftar perolehan medali masih aman di urutan keempat dengan 30 emas, 23 perak dan 37 perunggu. Posisi ini kemungkinan besar tetap aman hingga akhir perhelatan Asian Games, karena Iran yang berada di urutan kelima baru mengumpulkan 19 emas, 19 perak dan 20 perunggu.
Sementara tiga "raksasa" olahraga di Asia yakni China, Jepang dan Korea Selatan masih berada di atas Indonesia. Juara bertahan China dipastikan kembali menjadi jawara dengan koleksi 112 emas, 76 perak dan 53 perunggu, diikuti Jepang (59-49-66) dan Korea Selatan (39-46-56).
Hari ini, atlet-atlet Negeri Tirai Bambu menyabet medali emas, antara lain dari senam trampolin, dayung, atletik, dan loncat indah. Sementara Jepang menambah keping emas melalui cabang andalannya judo, balap sepeda track dan atletik nomor jalan cepat 50 km. Sedangkan Korsel merebut emas bola tangan dan juga balap sepeda track.
Pewarta: Didik Kusbiantoro
Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2018