Palembang (ANTARA News) - Jepang berhasil menambah perolehan medali emas lewat atlet Yuko Takahashi di triathlon putri Asian Games 2018, di Jakabaring Sport City, Jumat.

Yoko finis pertama dengan catatan waktu 1 jam 59 menit dan 29 detik mengalahkan 21 kontestan lainnya. Medali perak diraih oleh Mengying ZHong dengan selisih 1,47 detik lebih lama, dan perunggu didapatkan oleh Long Hoi dari Makau dengan selisih waktu 1,59 detik.

Atlet mengawali pertandingan dengan berenang di danau buatan di depan arena menembak Jakabaring Sport City sebanyak dua putaran (laps). Masing-masing putaran berjarak 750 meter, sehingga total setiap atlet harus berenang sejauh 1,5 kilometer (Km).

Kemudian mereka akan melakukan transisi ke sepeda sejauh 40 Km, yang teradiri dari enam laps dengan masing-masing berjarak 6,7 Km.

Titik start dan finis bersepeda ada di depan arena menembak. Rute yang dilalui para atlet melintasi wisma atlet, keluar ke jalan raya melalui pintu utama dan melintasi Tugu Parameswara, melewati rute lurus mengarah ke Jembatan Ampera namun berputar balik dan kembali ke titik awal bersepeda. 

 

Selanjutnya, atlet melanjutkan pertandingan dengan berlari sejauh 10 Km yang dibagi dalam empat laps. Rute lari tetap berada di dalam kompleks Jakabaring Sport City. 

Jepang sebenanya menurunkan dua atlet pada nomor ini yakni, Yuko Takahashi dan Yuka Sato.

Takahashi tampil dominan sejak awal lomba terus berada di posisi terdepan sejak berenang, bersepeda hingga mengakhiri finis dengan berlari.

Atlet 27 tahun ini memiliki catatan waktu 19,02 menit di renang, dan 1 jam 20 menit dua detik di bersepeda, serta 39,01 menit di lari. 

 

Yuka Sato, atlet Jepang lainnya, terus berada di peringkat dua hingga akhir renang sebelum akhirnya cidera dan tidak finish saat melakoni sepeda di laps 4.

Sedangkan, Mengying Zhong dari China terlibat kejar-kejaran untuk merebut peringkat dua dengan Yuka Sato. Ia sempat memperoleh ranking dua saat transisi dari lari ke sepeda, namun melorot lagi ke ranking delapan saat mengakhiri etape keenam. Namun, setelah Yuka Sato mengalami cidera, Zhong langsung melesat ke peringkat tiga saat lari. Hanya saja, jarak dengan peraih emas Yuko Takahashi sudah terlalu jauh untuk dikejar.  

 

Sementara itu, Long Hoi dari Makau melakukan kejutan dengan bisa finish di ranking tiga, padahal saat transisi dari bersepeda ke lari, ia berada diperingkat 10. 

 

Takahashi mengatakan, kunci kemenangannya pada pertandingan ini adalah saat sesi sepeda. Ia mengatakan pada saat itu bisa cepat melesat sehingga jarak waktu dengan atlet lain di peringkat dua bisa mencapai hampir tiga menit. 


“Kunci kemenangan saya waktu saat bersepeda,” ujarnya.

 

Ia mengatakan tidak terlalu mengalami kendala saat berlomba. Satu hal yang cukup menyulitkan hanyalah udara panas di Palembang, namun tidak sepanas saat ia meraih emas di Kejuaraan Triathlon Asia di Palembang pada 2017.

 

“Udara panas, tapi tidak sepanas saat saya memenangi kejuaraan Asia di Palembang pada tahun lalu. Ini pertandingan yang bagus,” katanya.

 

Ofisial Tim Triathlon Jepang, Toshiyuki Nakayama, mengatakan strategi untuk kemenangan Jepang adalah dengan salah satu atlet untuk berfungsi sebagai penghadang rombongan kontestan lain. Kedua atlet sejak awal diberi kebebasan untuk meraih posisi terdepan, namun ketika salah satu ada yang lebih unggul, maka atlet yang lainnya akan melindungi dari belakang.

 

Dalam pertandingan tersebut, Yuka Sato yang berada di belakang akhirnya menjadi pelindung Takahashi. Hal ini dilakukan Yuka Sato saat sesi bersepeda sehingga perbedaan jarak makin lebar.

 

“(Atlet) yang dibelakang tidak perlu mengejar posisi terdepan lagi. Dia hanya perlu menjaga agar atlet lainnya tidak bisa menyusul kita yang di depan,” katanya.

 

Sementara itu, atlet Indonesia Andi Ameera Cakravastia finis di ranking 17 dengan perbedaan waktu 39,25 menit dari juara pertama. Ia cukup beruntung bisa finis di peringkat itu, karena ada empat atlet yang cidera.

Baca juga: Indonesia andalkan Andi Ameera di nomor elit putri triathlon

Baca juga: Tim mixed relay Triathlon belum targetkan medali

Pewarta: Febrianto Budi Anggoro
Editor: Unggul Tri Ratomo
COPYRIGHT © ANTARA 2018