Jakarta (ANTARA News) - Timnas Indonesia baik putra maupun putri telah terdepak dari zona medali cabang olahraga rugby-7 Asian Games 2018, dan hanya menyisakan pertandingan untuk penentuan peringkat.

Timnas putra Indonesia lebih dulu tersisih dari zona fase grup B, setelah menderita kekalahan tiga kali menghadapi Jepang dengan skor 0-92, Malaysia dengan skor 5-39, dan Chinese Taipei dengan skor  26-21.

Sedangkan tim Putri Indonesia meski juga menderita kekalahan tiga kali beruntun di fase grup yakni menghadapi Jepang dengan skor 0-65, Kazakhstan dengan skor 0-54 dan Thailand dengan skor 5- 53.
  
Namun tim Putri Indonesia mempunyai nasib lebih bagus yakni tetap lolos menuju babak delapan besar, hal ini dikarenakan peserta rugby seven, hanya berjumlah delapan tim.

Pada babak delapan besar, lagi - lagi tim putri Indonesia harus menyerah dengan skor 7-43 menghadapi China.

Timnas putra dan putri Indonesia masih menyisakan pertandingan, untuk penentuan peringkat.

Manajer timnas rugby Indonesia, Dadi Gumbiro kepada awak media di lapangan GBK, Jumat, mengatakan bahwa timnas putra Indonesia akan bertanding untuk penentuan peringkat 9-12.

Sedangkan tim putri Indonesia menyisakan pertandingan untuk perburuan peringkat 5-8.

"Harapan kami untuk tim putra bisa masuk 10 besar, dan putri peringkat ke-7, yang terpenting tidak masuk juri kunci," jelasnya.

Ia mengatakan bahwa penampilan timnas putra maupun putri di kancah multi se - Asia tahun ini memang belum bisa diandalkan.

Namun demikian, dia menyangkal bahwa tidak ada kemajuan yang dicapai oleh timnas.

"Kemajuannya tetap ada, meski hanya sedikit, salah satu contoh kita bisa mengimbangi Chinese Taipe dengan skor 26-21, padahal pada beberapa kali uji coba kita selalu kalah telak," jelasnya.


Baca juga: Jepang loloskan dua tim rugby ke semi final
Baca juga: Timnas rugby7 terpuruk di juru kunci
Baca juga: Rugby Seven Indonesia tidak ditarget medali
Baca juga: Rugby-7 Asian Games 2018, tiga grup putra, dua grup putri

Pewarta: Arumanto
Editor: Tasrief Tarmizi
COPYRIGHT © ANTARA 2018