Jakarta (ANTARA News) - Timnas Bola Tangan Putra Qatar berhasil mengalahkan timnas Bahrain dengan skor 32-27 dalam tambahan waktu 2x5 menit dan berhak mendapatkan emas dalam pertandingan babak final Asian Games 2018 di GOR POPKI, Cibubur, Jakarta Timur, Jumat.
Pada babak pertama Qatar tertinggal dengan skor 13-14 dari Bahrain setelah tim asuhan Aron Kristjansson itu berusaha mengejar ketertinggalan skor ketika tertinggal tiga poin dari Qatar.
Memasuki babak kedua, kedua tim bermain agresif. Beberapa kali benturan keras terjadi di antara mereka. Sehingga wasit asal Jepang Kiyoshi Hizaki dan Tomokazu Ikebuchi harus mengeluarkan dua kartu kuning bagi kedua tim.
Salah satu pemain Qatar Rafael Capote mengaku bangga bisa bermain baik dan menyumbangkan emas bagi negaranya usai perjuangan keras dia dan timnya dalam waktu 70 menit.
“Kami berjuang dengan keras agar bisa menang. Pada menit-menit akhir kami ketinggalan satu poin, 24-25 namun akhirnya kami bisa membalasnya sehingga skor menjadi seimbang 25-25,” tuturnya.
Rafael mengaku di ruang ganti dirinya mengatakan timnya pasti akan menang dengan tambahan waktu 2x5 menit. Dan hal tersebut terbukti.
Di tambahan waktu 2x5 menit, Qatar yang didominasi oleh seluruh pemain naturalisasi itu mampu menekan Bahrain sehingga Bahrain hanya mampu mencetak dua gol.
Dengan kemenangan atas Bahrain itu, maka Qatar berhak mendapatkan medali emas dan Bahrain hanya mampu mendapatkan medali Perak.
Sementara itu pelatih Bahrain Aron Kristjansson mengatakan dirinya tak puas dengan kekalahan tersebut karena ada kecurangan dari wasit yang memimpin pertandingan tersebut.
“Saya puas dengan pertandingan malam ini. Tim kami bermain bagus tetapi sepertinya ada kecurangan dari wasit yang memimpin pertandingan ini,” tambahnya.
Menurut dia sebenarnya timnya sudah pasti bisa menang jika tidak ada tambahan waktu. Namun karena itu adalah permainan maka ia berterima kasih bagi timnya, untuk perjuangan selama Asian Games dan harus puas dengan medali perak yang diperoleh timnya.
Pewarta: Kornelis Kaha
Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2018