Palembang, (ANTARA News) -  Di ruang berukuran tiga kali tiga meter di salah satu sudut lantai tiga Stasiun Light Rail Transit (LRT) Gerbang Stadion  Jakabaring Palembang,  pada Sabtu sekitar pukul 10.20 WIB, seorang pria berseragam putih tampak fokus dengan perangkat komputer yang ada di hadapannya. Tampak gambar berupa grafik merah dan hijau di sana, sesekali tangan kanannya menggerakan tetikus yang terhubung ke perangkat itu.

Beberapa saat kemudian ia bangkit dari tempat duduknya, membawa pluit. Dengan tanda hijau yang berkedip di posko itu, ia keluar menyambut kedatangan LRT dari arah Stasiun Terpadu Ampera dan Polresta Palembang. Ia berdiri tepat di bagian sisi kanan dari tiga rangkaian angkutan massal itu. 

Setelah semua penumpang turun, dan penumpang lainnya masuk ke rangkaian yang akan berangkat ke stasiun terakhir DJKA , ia kemudian memberi aba-aba kepada masinis LRT untuk segera berangkat ke stasiun itu.

Pria itu adalah Siswo NN, petugas Pengatur Perjalanan Kereta Api (PPKA)  yang kebetulan bertugas dalam shift pagi di Stasiun Gerbang Stadion Jakabaring. Pria dengan tanda pangkat empat strip kuning di bahu kiri dan kananya itu kemudian kembali ke ruang kendali melanjutkan aktivitasnya.

"Saya kebetulan PPKA di Stasun Jakabaring ini, atasan saya Kepala PPKA. Dan ada tiga shift dalam bertugas, kebetulan saya kebagian shift pagi," kata Siswo dengan simpatik.

Sejak awal dioperasikannya  LRT di Palembang,  mendapat tugas untuk mendukung operasional angkutan massal yang disiapkan khusus untuk mendukung Asian Games 2018. Kebetulan stasiun LRT Jakabaring merupakan stasiun paling padat karena berdekatan dengan pintu gerbang utama masuk ke Jakabaring Sport City yang merupakan kawasan tempat diselenggarakannya pertandingan 13 cabang olahraga Asian Games 2018 di Palembang.

Menurut dia,  stasiun itu paling sibuk dengan jumlah penumpang yang turun dan naik cukup signifikan. Terlebih di awal pengorasiannya hingga 2 September 2018, tiket angkuta itu digratiskan untuk umum maupun paniria dan volunteer yang terlibat dalam kegiatan itu.

"Saya kurang tahu teknis untuk tiketnya, namun memang tiket gratis bagi umum berlaku hingga Minggu (2/8) besok, selanjutnya berbayar," kata petugas PPKA itu.
 
Petugas Pengatur Perjalanan Kereta Api (PPKA) Stasiun Gelora Jakabaring Palembang, Siswo NN (ANTARA/Syarif Abdullah)


Sebagai petugas PPKA, ia mengaku senang dan bangga menjadi bagian yang dilibatkan dalam Asian Games 2018 yang bertugas mendukung operasional LRT yang merupakan kedua di Sumatera, setelah LRT Bandara Kualanamu Medan, Sumatera Selatan.  Menurut dia, Asian Games 2018 merupakan momen langka, dan ia  tentunya memiliki cerita tersendiri yang bisa menjadi kebanggaan yakni terlibat dalam pengoperasian LRT untuk Asian Games.

"Ya pasti jadi cerita bagi anak cucu kami nanti, sekaligus pengalaman tersendiri bagi saya dan yang lainnya di sini. Saya bangga menjadi bagian dari kegiatan besar ini," katanya.

Usut punya usut, ternyata ia merupakan salah satu dari 28 personil karyawan PT Kereta Api Indonesia (PTKA) dari sejumlah Daerah Operasi (Daop) lintasan kereta api di Pulau Jawa.  Mereka ditempatkan sementara untuk mengoperasikan LRT itu selama tiga bulan hingga Oktober 2018. 

Ia sendiri sebelumnya bertugas di PTKA Daerah Operasi (Daop) IV Semarang tepatnya di Stasiun Cepu. Pengalamannya sebagai PPKA ia terapkan untuk bertugas mendukung operasional LRT Palembang yang relatif lebih praktis karena berjalur ganda. 

"Saya mendapat tugas untuk tiga bulan, saya sendiri dari Daop IV Semarang tepatnya di Stasiun Cepu," kata Siswo.

Bagi dia, tugas di LRT dengan rangkaian produk asli dalam negeri yakni buatan PT INKA, yang merupakan anak perusahaan dari PT Kereta Api Indonesia itu, merupakan pengalaman baru yang tentunya menambah jam terbangnya sebagai petugas pengatur perjalanan KA. Menurut dia tidak jauh berbeda dengan perjalanan KA lainnya, namun untuk LRT semuanya dioperasikan serba digital.

Dan yang membuatnya lega, selama pelayanan angkutan Asian Games semuanya berjalan lancar dan perjalanan tetap sesuai jadwal yang ada. Kendati demikian perlun terus diingatkan tertib menjadi pengguna LRT sehingga penggunaan layana LRT itu tetap aman dan nyaman.

Wajib mencoba

 
Sejumlah atlet dan official sepakbola putri Indonesia menscan tiket kereta ringan atau Light Rail Transit (LRT) di stasiun LRT Bandara Sultan Mahmud Badaruddin (SMB) Palembang, Sumsel, Selasa (14/6/2018). LRT merupakan transportasi yang disiagakan untuk mengangkut kontingen atlet dan official menuju wisma atlet di Jakabaring Sport Center (JSC). (ANTARA FOTO/Feny Selly)


Layanan gratis angkutan LRT Palembang merupakan momen yang tidak disia-siakan oleh peserta Asian Games di Palembang, panitia, volunteer, pewarta dan juga oleh masyarakat umum. Bagi warga Kota Palembang mereka memanfaatkannya untuk menuju kawasan Jakabaring atau sebaliknya untuk kembali ke daerah masing-masing.

Sedangkan bagi warga luar kota Palembang, yang juga datang menonton pertandingan Asian Games 2018 di Jakabaring, acara mencoba naik LRT itu menjadi hal yang wajib bagi mereka. Tak hanya dewasa, pada pelajar SD hingga SMK dari sejumlah kabupaten/kota di Sumatera Selatan juga memanfaatkan momen itu untuk menjajal naik LRT.

Salah satunya rombongan pelajar SMP dari Kabupaten Banyuasin sebanyak 60 orang yang berbondong-bondong naik LRT dari Stasiun DJKA dengan tujuan ke Stadion Bumi Sriwijaya Palembang yang melintasi tiga hingga empat stasiun. Mereka hanya ingin menjajal naik LRT  dan turun di stadion tempat digelarnya pertandingan babak penyisihan cabang sepak bola putri.

"Ya kami hanya mencoba naik LRT saja, mumpung masih gratis. Sejak dari Banyuasin sudah kami agendakan naik LRT," kata Ny Ribkah , salah seorang guru pendamping rombongan pelajar itu.

Biar memudahkan pergerakan, para pelajar menggunakan seragam olahraga sekolah masing-masing dan tanpa membawa tas jinjing maupun tas ransel agar tidak mengganggu saat beraktifitas baik di Jakabaring Sport City maupun di LRT.

"Mereka senang naik LRT, meski harus berdesakan. Mereka memiliki pengalaman tentang transportasi terbaru yang ada di provinsi ini," katanya menambahkan.

Namun berbeda dengan LRT di luar negeri yang berjalan lebih cepat karena berjalur rel lurus, angkutan massal dengan tiga rangkaian dan menggunakan rel ganda di Palembang  itu melaju lebih lambat karena jalur lintasannya berkelok-kelok di atas jalan utama.

Penumpang  duduk berhadap-hadapan, sebagian berdiri yang merupakan ciri khas angkutan massal itu. Hal itu pula menjadi pengalaman bagi para pelajar dan masyarakat tentang penggunaan alat transportasi masa depan yang sedang dan akan dikembangkan di kota lainnya.

"Saya asli Palembang, baru kali ini naik LRT dan saya kira wajib mencoba. Untuk ke beberapa lokasi bisa menggunakan LRT, terutama ke Bandara Sultan Badaruddin yang merupakan pintu masuk ke Palembang ini," kata salah seorang pria yang mengaku  pensiunan Pemkot Palembang saat berbincang di Stasiun Terpadu Ampera.

Yang jelas, kehadiran LRT Palembang tidak bisa terpisahkan dari penyelenggaraan Asian Games 2018. Kendati belum semua stasiun di sana rampung, namun kehadirannya telah dirasakan manfaatnya oleh masyarakat dan mereka yang datang ke Palembang.

Baca juga: Menhub katakan LRT Sumsel bakal layani 12 stasiun
Baca juga: Rini : LRT Jabodetabek harus lebih baik dari Palembang
Baca juga: LRT "mainan" baru warga Palembang

 
Sejumlah atlet dan official sepakbola putri Indonesia berjalan menuju gerbong kereta ringan atau Light Rail Transit (LRT) di stasiun LRT Bandara Sultan Mahmud Badaruddin (SMB) Palembang, Sumsel, Selasa (14/6/2018). LRT merupakan transportasi yang disiagakan untuk mengangkut kontingen atlet dan official menuju wisma atlet di Jakabaring Sport Center (JSC). (ANTARA FOTO/Feny Selly)

 

Pewarta: Syarif Abdullah
Editor: Tasrief Tarmizi
COPYRIGHT © ANTARA 2018