"Kendalanya kurang latihan. Venue latihan kami ini baru jadi, baru awal tahun bisa dipakai, dan itu belum lengkap fasilitasnya," kata atlet loncat indah Maria Natalie Dinda Anasti usai final nomor tiga meter Asian Games 2018 di Stadion Akuatik, GBK, Jakarta, Sabtu malam (1/9).
Di Stadion Akuatik, GBK, baru tersedia fasilitas untuk latihan air, ujar Dinda Anasti, padahal untuk sampai satu gerakan sempurna latihan harus di air dan di darat seperti latihan di trampolin.
Tempat latihan darat yang belum jadi dinilainya menjadi kendala besar karena latihan di darat menyumbang 60 persen keberhasilan gerakan loncat indah.
Menjelang perhelatan Asian Games 2018, tim loncat indah Indonesia latihan di China selama dua bulan, tetapi hal tersebut tidak cukup dibandingkan persiapan atlet dari negara lain yang tidak berhenti berlatih sepanjang tahun.
"Efeknya ada, tetapi untuk waktu dua bulan dan level pertandingan setinggi ini dan tingkat kesulitan perloncatan yang tinggi dua bulan itu kurang. Bahkan SEA Games dua bulan masih kurang," tutur Dinda.
Atlet berusia 23 tahun itu menyebut idealnya latihan dilakukan sepanjang tahun tanpa jeda dengan fasilitas di darat dan air yang lengkap.
Baca juga: Menpora minta PRSI pelajari kunci sukses negara lain
Senada, peloncat indah Aldinsyah Putra Rafi yang mewakili Indonesia untuk nomor satu meter mengatakan persiapan selama sekitar enam bulan, termasuk dua bulan di China, menjelang Asian Games 2018 dirasanya kurang.
"Untuk Asian Games saya kurang lebih 6-7 bulan. Sebenarnya kurang, itu dalam 6-7 bulan saya ada berhenti karena cedera," ucap atlet berusia 18 tahun yang berada di posisi sembilan dalam final itu.
Baca juga: Teknik dan berat badan kunci kemenangan China
Sementara itu, peloncat indah Malaysia yang berada di posisi empat Ahmad Amsyar Azman mengatakan latihan dilakukannya secara berkelanjutan tidak terdapat jeda.
"Sangat lama, bertahun-tahun, lepas SEA Games ikut kejuaraan tidak berhenti. Jadi latihan tidak pernah berhenti," ucap dia.
Pewarta: Dyah Dwi Astuti
Editor: AA Ariwibowo
COPYRIGHT © ANTARA 2018