Mantan atlet balap sepeda yang sekarang tinggal di Gang Rawasalak, Kecamatan Gunungpuyuh, Kota Sukabumi, Jawa Barat ini sekarang sudah berganti nama menjadi Hendra Gunawan. Pria yang merupakan keturunan Indonesia dan Jerman tersebut, saat ini sedang menikmati hari tuanya di rumahnya yang sederhana.
"Saat di Asian Games 1962 saya berhasil memboyong tiga medali pada perorangan individual Road Race 190 kilometer, Tim Time Trial 100 kilometer dan Tim Roadrace 190 km," katanya sambil menunjukan tiga medali emas Asian Games yang menjadi kebanggaannya kepada wartawan, pekan lalu.
Ia mengungkapkan, waktu menjadi atlet ia berjuang hanya berbekal rasa nasionalisme dan kebanggan mewakili Indonesia. Sehingga saat bertanding yang dipikirkannya hanya prestasi dan membawa nama baik negara Indonesia.
Dirinya pun membandingkan fasilitas dulu dan sekarang yang digunakan atlet. Dahulu saat akan bertanding di Asian Games atlet berjuang sendiri tanpa didukung fasilitas yang memadai, hanya rasa nasionalisme yang kuat saja yang ada dipundaknya. Bahkan untuk bonus pun tidak kepikiran yang ada hanya bagaimana bisa mengalahkan lawannya dan memperoleh medali untuk bangsa ini.
Bahkan, di masa jayanya tersebut Hendrik merupakan salah satu pebalap Indonesia yang paling ditakuti lawannya dari negara lain. Seperti mempunyai kekuatan fisik yang kuat dan kecepatannya pun di atas rata-rata.
"Dulu penyemangat saya hanya kedua orang tua yang menunggu di garis finis dan yang lebih membanggakan di saat lagu Indonesia Raya dikumandangkan dan bendera merah putih berada paling atas," tambahnya.
Hendra yang sakit glukoma pada penglihatannya dan sudah dua kali dioperasi namun kondisinya tidak kunjung membaik ini memberikan semangat kepada seluruh atlet Indonesia khususnya cabang olah raga balap sepeda untuk terus berlatih untuk memberikan yang terbaik buat negara ini di bidang olahraga.
(KR-ADR).
Pewarta: Aditia Aulia Rohman
Editor: Teguh Handoko
COPYRIGHT © ANTARA 2018
