Jakarta  (ANTARA News) - Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) saat ini sedang menyusun aturan mengenai "reward and punishment" atau hadiah dan hukuman bagi cabang olahraga yang tidak memenuhi target dalam Asian Games 2018.

"Penghargaan dan hukuman untuk cabang olahraga yang berhasil atau tidak berhasil mencapai target pasti ada. Sekarang masih kami godok aturannya," kata Sekretaris Kemenpora Gatot S Dewa Broto di Jakarta, Selasa.

Menurut dia, aturan mengenai penghargaan dan hukuman tersebut diberlakukan dengan tujuan menanamkan kejujuran pada setiap cabang olahraga sekaligus meningkatkan daya juang dalam memenuhi target yang telah ditentukan.

"Intinya, kami ingin mengajarkan setiap cabang olahraga untuk jujur. Target harus dibuat sesuai dengan kemampuan. Kalau tidak ada reward and punishment, pengurus akan enak saja, padahal sudah ditargetkan sekian emas, nyatanya tidak terpenuhi," ujar Gatot.

Ia mencontohkan cabang olahraga atletik yang pada awalnya menargetkan satu medali emas dalam ajang Asian Games 2018. Namun, setelah melihat lagi kemampuannya, target tersebut akhirnya diubah.

"Awalnya, atletik itu menargetkan satu medali emas. Tapi kemudian mereka (pengurus PASI) mengubah targetnya menjadi zero emas. Ternyata benar, dan hasilnya adalah dua perak, satu perunggu," ungkap Gatot.

Secara keseluruhan, Indonesia menduduki peringkat empat dengan total raihan 98 medali di ajang Asian Games 2018. Rinciannya, 31 medali emas, 24 medali perak dan 43 medali perunggu.

Selain atletik, cabang olahraga yang tidak memenuhi target adalah bridge yang ditargetkan memperoleh dua medali emas, namun hanya mendapatkan empat medali perunggu.

Selain itu, cabang olahraga kano juga tidak memenuhi target. Dari satu medali emas yang ditargetkan, cabang olahraga tersebut hanya berhasil meraih tiga medali perak dan dua medali perunggu. 

Pewarta:
Editor: Dadan Ramdani
COPYRIGHT © ANTARA 2018