"Persiapan pemain memang pendek. Tapi, saya harapkan mereka dapat tampil maksimal. Selama ini latihan mereka terpotong oleh undangan penghargaan. Kami minta mereka berlatih dahulu sebelum mendatangi undangan," kata Minarti di sela-sela penghargaan kepada atlet-atlet bulu tangkis dan wushu di Jakarta, Rabu.
Minarti mengatakan semua agenda penghargaan yang mengundang atlet-atlet pelatnas PBSI telah disesuaikan dengan jadwal latihan sehingga tidak mengganggu persiapan mereka mengikuti turnamen berikutnya.
"Sejauh ini kondisi latihan sudah mulai normal. Gregoria masih pemulihan, fisiknya sedang dinaikkan sedikit. Tapi, dia harus berkangkat pekan depan sehingga kami harus meningkatkan porsi latihannya," katanya.
Gregoria Mariska Tunjung akan turun pada turnamen Jepang Terbuka pada 11-16 September 2018 di Tokyo, Jepang maupun turnamen China Terbuka pada 18-23 September 2018 di Changzhou, China sebagai satu-satunya wakil Merah-Putih pada nomor tunggal putri.
Sementara, Fitriani akan turun pada turnamen Indonesia Masters pada 18-23 September di Pangkalpinang, Bangka Belitung.
"Setiap atlet punya kondisi berbeda. Secara umum, mereka harus meningkatkan kemampuan fisik mereka. Gregoria harus menguatkan kekuatan kaki, sedangkan Fitri lebih banyak penguatan mental selain fisik," kata Minarti.
Mantan atlet bulu tangkis tunggal putri itu menargetkan keikutsertaan pemain tunggal putri Indonesia dalam Olimpiade Tokyo 2020 sebagaimana para pemain tunggal putra PBSI.
"Kami harus berusaha, harus pelan-pelan menyusul ke Olimpiade. Para pemain harus belajar dan berjuang maksimal untuk meningkatkan peringkat. Pemain tunggal putra seperti Ginting dapat bangkit dari kram. Tunggal putri harus belajar seperti itu," katanya.
Minarti menargetkan tiga atlet putrinya yaitu Fitriani, Gregoria, dan Ruselli Hartawan dapat masuk peringkat 20 besar agar masuk dan mengikuti Olimpiade Tokyo 2020.
"Target jangka pendek kami, para pemain dapat mencapai putaran perempat final atau semifinal pada setiap turnamen. Syukur kalau mereka bisa mencapai gelar juara," katanya.
Atlet-atlet putri Indonesia, menurut Minarti, dapat belajar dari atlet-atlet putri Jepang yang mempunyai fisik kecil tapi punya daya tahan dan tenaga yang kuat.
"Saya yakin para pemain kami dapat menghadapi pemain-pemain Jepang, China, Thailand, India, dan Spanyol sebagai pesaing pada tunggal putri. Mereka harus lebih disiplin, nekat, dan pantang menyerah jika ingin mengalahkan lawan-lawannya," kata Minarti. ***4***
(T.I026/
Pewarta: Imam Santoso
Editor: Atman Ahdiat
COPYRIGHT © ANTARA 2018