Jakarta  (ANTARA News) - Meski mengalami cedera bahu, atlet para-angkat berat putri asal Bali, Indonesia Ni Nengah Widiasih, mampu menyumbang medali perak bagi kontingen Indonesia dari kelas 41 kilogram putri, di Balai Sudirman, Jakarta Selatan, Minggu. 

Perempuan yang akrab disapa Widi ini meraih total angkatan 97 kilogram. Medali emas  diraih oleh Zhe Cui (China) dengan angkatan  100 kg dan medali perunggu direbut oleh atlet  Syria, Baddour Noura, dengan angkatan 91 kg.

“Kondisi bahu saya kurang fit usai bertanding dalam kejuaraan Oceania lalu, tapi hari ini saya bisa melakukan yang terbaik,” kata Widi.

Pada Asian Para Games kali ini, Widi turun di kelas baru karena biasanya ia ikut di kelas 45 Kg. Ia mengakui telah menjalani persiapan selama kurang lebih tiga minggu terkait dengan turunnya ia di kelas 41 kg.

Ni Nengah Widiasih mengaku tak menyesal turun di kelas 41 kg. Ia bahkan mengaku senang karena telah mencobanya.

“Satu hal yang saya syukuri adalah sudah mencoba di kelas 41 kg meskipun kalau di kelas 45 kg saya juga bakal mendapatkan perak. Saya tidak penasaran telah mencobanya. Akan penasaran jika tidak mencoba kelas 41 kg,” tutur Ni Nengah.

“Di kelas 41 kg dan 45 kg saya berada di ranking dua dunia. Ke depannya kita lihat saja karena kalau berlatih terlalu keras, saya gampang mengalami dehidrasi. Saya punya poin di dua kelas ini, tinggal pilih mau turun di mana,” lanjut Ni Nengah.

Dalam ajang Asian Para Games 2018, Widi menjadi andalan kontingen tuan rumah. Sebelumnya, dia berhasil meraih medali perunggu dalam Paralimpiade 2016 di Rio de Janeiro Brazil.

Pada kelas 41 kilogram putri tersebut, salah satu lawan berat yang dihadapi oleh Widi, yakni Zhe Cui dari China yang merupakan peraih perak Paralimpiade 2016 lalu.

Asian Para Games 2018 diikuti 2.762 atlet dari 43 negara. Lebih dari 500 medali emas akan diperebutkan oleh para atlet pada 18 pertandingan cabang olahraga yang digelar mulai 6 hingga 13 Oktober 2018. 

 

Pewarta:
Editor: Dadan Ramdani
COPYRIGHT © ANTARA 2018