Jakarta (ANTARA News) - Indonesia mengamankan satu medali perunggu di hari pertama perlombaan cabang olahraga para-renang Asian Para Games 2018 di Jakarta, Minggu.

Medali perunggu untuk Indonesia dipersembahkan oleh perenang putri Syuci Indriani di nomor 200 meter gaya bebas putri S14.

Syuci, yang berlomba di babak final di lane 5 finis ketiga dengan waktu 2 menit 20,80 detik.

Medali emas nomor yang diikuti oleh atlet dengan gangguan perkembangan kecerdasan atau intelektual itu diraih perenang Jepang Amisa Kitano setelah keluar sebagai yang tercepat dengan waktu 2 menit 17,66 detik.

Sedangkan peringkat dua diraih oleh perenang Jepang lainnya, Mami Inoue dengan waktu 2 menit 19,30 detik.

Walaupun bukan berlomba di nomor unggulan dia, Syuci mengaku bangga dengan hasil yang dia raih.

"Sangat bangga sekali, yang penting saya sudah semaksimal mungkin melakukan untuk Indonesia," kata Syuci.

Lawan berat bagi syuci di nomor tersebut datang dari Jepang dan China. "Tapi yang paling penting (mengalahkan) diri saya sendiri," ungkap atlet berusia 17 tahun itu.
Atlet Indonesia Indriani Syuci berfoto usai menerima medali perunggu pada babak final putri 200m gaya bebas S14 para renang Asian Para Games 2018 di Aquatic Center, Gelora Bung Karno, Jakarta, Minggu (7/10/2018). Indriani meraih medali perunggu sementara emas diraih perenang Jepang Kitano Amisa dan medali perak diperoleh perenang Jepang Inoue Mami. ANTARA FOTO/Galih Pradipta/foc.

Indonesia memiliki peluang meraih medali tambahan lewat dua perenang putra; Guntur dan Zaki Zulkarnain, yang lolos ke final nomor 50 meter gaya bebas putra S8.

Namun sayang, Zaki dan Guntur hanya mampu finis di peringkat lima dan tujuh di babak final.

Mereka harus mengakui dominasi kekuatan duo perenang China yang merebut emas dan perak di nomor yang diikuti atlet renang dengan disabilitas berbeda yang mencakup atlet yang mengalami amputasi dan cerebral palsy.

Perenang China Haijiao Xu merebut medali emas nomor gaya bebas 50 meter putra (S8) dengan waktu 26,79 detik diikuti oleh rekan satu negaranya Guanglong Yang dengan waktu 27,17 detik yang berhak atas medali perak.

Medali perunggu nomor tersebut diraih oleh perenang Jepang Kota Kubota dengan waktu 28,28 detik.

Zaki mengaku menerapkan strategi yang kurang tepat yang menyebabkan dia gagal finis podium.

Zaki yang berlomba dari lane 5 di final mencatatkan waktu 28,48 detik untuk finis di urutan lima. Sementara di babak penyisihan, Zaki memiliki catatan waktu lebih baik yaitu 28,31 detik.

"Mungkin karena kelelahan. Seharusnya di kualifikasi bermain santai, asal masuk final. Baru di final kita "push"," kata Zaki.

Namun demikian atlet para-renang asal Riau itu cukup berpuas diri dengan hasil tersebut karena dia bisa memecahkan rekor terbaiknya yang dicatatkan waktu test event di kisaran 29 detik.

"Ini juga ajang Para Games pertama bagi saya," kata Zaki.

Perenang Indonesia lainnya, Guntur, yang turun di nomor yang sama hanya mampu finis di peringkat tujuh dengan catatan waktu 30,75 detik.

Di hari pertama cabang olahraga para-renang, China mendominasi perolehan medali dengan lima emas, diikuti Jepang dengan empat emas, dan Uzbekistan dengan dua emas.

Singapura, Hong Kong, Vietnam, dan Filipina masing masing merebut satu emas.

***4***
T.A059/

Pewarta:
Editor: Teguh Handoko
COPYRIGHT © ANTARA 2018