"Saya kecewa karena jaraknya turun dibandingkan ASEAN Para Games 2017. Saya saat itu saya bisa membuat 11,03 meter," ujar Suparniyati usai bertanding di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, Senin.
Meski demikian, Suparniyati tetap merasa bersyukur dengan raihan medali emas pada keikutsertaan perdananya di Asian Para Games tersebut.
Atlet asal Riau berusia 25 tahun itu mempersembahkan gelar itu untuk ibunya, yang sendirian membesarkannya usai sang ayah meninggal dunia ketika Suparniyati masih SMA.
"Medali emas ini untuk ibu. Saya selalu mau membahagiakan ibu. Kalau dapat bonus, saya mau membangun rumah untuk tempat tinggal keluarga," kata Suparniyati.
Indonesia berhasil meraih satu medali emas Asian Para Games 2018 dari cabang olahraga atletik nomor tolak peluru F20 putri melalui atlet Suparniyati.
Bertanding di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta, Senin, Suparniyati berhasil mencatatkan tolakan sejauh 10,75 meter, lebih baik daripada peraih medali perak atlet Jepang Nakada Hiromi dengan tolakan 10,51 meter dan atlet lainnya dari Indonesia Tiwa berhak atas medali perunggu dengan torehan 6,44 meter.
Ini merupakan medali emas kedua Indonesia setelah pada Minggu (7/10) mendapatkan medali emas dari bulu tangkis beregu putra SL3-SU5.
Sementara bagi Suparniyati, catatan tolakan 10,75 meter memang belum melampaui pencapaiannya di ASEAN Para Games 2017, Malaysia, yakni 11,03 meter.
Namun, torehan itu lebih bagus daripada rekor Asia untuk tolak peluru F20 yang ditorehkan atlet Malaysia Nursuhana binti Ramlan pada tahun 2012 di Paralimpiade London, dengan 10,71 meter.
Dengan medali emas Asian Para Games 2018, Suparniyati berhak atas bonus Rp1,5 miliar dari pemerintah. Sementara Tiwa memperoleh Rp250 juta atas medali perunggunya.
Baca juga: Indonesia raih satu emas dari para-atletik
Baca juga: Indonesia berharap medali dari para-balap sepeda
Baca juga: Hari ini Indonesia turun di 25 pertandingan perorangan bulu tangkis
Pewarta: Michael Siahaan
Editor: Tasrief Tarmizi
COPYRIGHT © ANTARA 2018