Jakarta, (ANTARA News) - Pelatih tim para-atletik Indonesia Purwo Adi Sanyoto mengatakan, perolehan tiga medali yakni dua medali emas dan satu medali perunggu hingga pukul 16.00 WIB, Senin, dari para atletnya di Asian Para Games 2018 membanggakan sekaligus mengejutkan.

"Semoga prestasi membawa semangat positif kepada atlet-atlet lainnya," ujar Purwo kepada Antara di Jakarta, Senin.

Dia melanjutkan, pencapaian medali emas Suparniyati di nomor tolak peluru F20 putri dan Rica Oktavia di lompat jauh T20 putri memang sesuai dengan prediksi tim pelatih. Pencapaian itu menjadi sejarah bagi Suparniyati dan Rica karena menjadi medali emas pertama keduanya di Asian Para Games.

Selain itu, Suparniyati dan Rica juga melampaui rekor Asia di masing-masing nomor. Suparniyati melewati rekor Asia 10,71 meter yang ditorehkan atlet Malaysia di Paralimpiade tahun 2012, Inggris.

Akan tetapi, sejatinya itu bukan tolakan terbaik Suparniyati karena pada ASEAN Para Games 2017, dia pernah mencatat tolakan hingga 11,03 meter.

Lalu, catatan lompat jauh Rica Oktavia 5,25 meter di kategori T20 putri Asian Para Games 2018, memecahkan rekor Asia yang bertahan sejak tahun 2016 yang dipegang oleh atlet Malaysia Siti Noor Radiah Ismail dengan jarak lompatan 5,20 meter. Lompatan itu dicatatkan di Paralimpiade pada tahun 2016, Brazil. Siti Noor Radiah sendiri meraih perak di Asian Para Games 2018 dengan lompatan sejauh 5,18 meter.

Sementara terkait medali perunggu Tiwa di tolak peluru F20 putri, Purwo menyebut prestasi itu mengejutkan. Alasannya, Tiwa sejatinya atlet spesialis nomor lari T20 400 meter dan T20 1.500 meter.

"Tiwa kami turunkan di tolak peluru sebenarnya hanya untuk menemani Suparniyati. Jadi medali perunggunya itu di luar dugaan," kata Purwo.

Indonesia masih berpeluang menambah perolehan medali  dari para-atletik Asian Para Games 2018 karena cabang olahraga ini dipertandingkan sampai Jumat (12/10). 

Baca juga: Rica Oktavia gembira pecahkan rekor Asia
Baca juga: Indonesia raih emas kedua cabang para-atletik

Pewarta:
Editor: Atman Ahdiat
COPYRIGHT © ANTARA 2018