"Peluang cabang catur cukup besar. Tiga kelas kita berpeluang besar emas untuk perorangan dan beregu," kata Koordinator National Paralympic Committee (NPC) catur Indonesia Tedy Wiharto di GOR Cempaka Putih Jakarta, Selasa.
Tedy merincikan, peluang tersebut yaitu untuk VI-B1 putra dari Hendi Wirawan yang hingga babak kelima telah berhasil mengumpulkan poin 4,5 sementara untuk putri dari pecatur Debi Ariesta dengan poin yang sama.
Sedangkan untuk kelas PI unggulan Indonesia adalah Simanja Nasip Farta yang berhasil mengumpulkan 4,5 poin di babak kelima.
Namun menurut Tedy masih ada harapan di kelas lainnya untuk perolehan medali meski peluangnya kecil.
"Masih bisa tapi kemungkinan agak berat untuk kelas daksa putra," tambah Tedy.
Lebih lanjut dia mengatakan, hingga hari ketiga pertandingan catur Asian Para Games 2018, timnas Filipina menjadi tim lawan terkuat terutama untuk kelas PI atau daksa.
Sementara untuk kelas VI-B2 putri lawan terberat dari Vietnam sedangkan untuk putra, tim Filipina masih menjadi rival berat Timnas Indonesia.
Sebelumnya tiga negara yang diperkirakan menjadi lawan berat Indonesia yaitu dari India, Iran dan Kazakhstan karena belum terbaca peta kekuatan lawan, hingga babak kelima sudah bisa diimbangi pecatur Tanah Air.
"Iran, India dan Kazakhstan sudah bisa dipetakan. Di tuna daksa putri ada yang bergelar master internasional dari India tapi ternyata atlet kita sudah bisa menangani. Kazakhstan karena jumlahnya tidak banyak masih berimbanglah. Filipina yang berat," ujar Tedy.
Baca juga: Lima pecatur jadi unggulan Indonesia raih emas
Baca juga: Tim catur Indonesia menangkan tujuh pertandingan babak ketiga
Baca juga: Pecatur Debi Ariesta sempat tegang hadapi Iran
Pewarta: Desi Purnamawati
Editor: Tasrief Tarmizi
COPYRIGHT © ANTARA 2018