"Ini kado terindah buat ulang tahun saya," kata Guntur usai perlombaan.
Guntur diuntungkan setelah perenang China Guanglong Yang didiskualifikasi di babak final sehingga atlet para-renang Indonesia yang genap 35 tahun pada 12 Oktober nanti itu finis di peringkat dua.
Guntur menyelesaikan lomba dengan waktu 1 menit 19,35 detik.
Di final, tiga atlet China yang lolos ke final dipandang sebagai lawan terberat bagi Guntur.
Medali emas nomor itu pun menjadi milik salah satu atlet China, Haijiao Xu yang finis tercepat dengan waktu 1 menit 11,74 detik.
Di sisi lain, keberuntungan juga dirasakan oleh Zaki Zulkarnain yang turun di final bersama Guntur. Zaki yang menyelesaikan babak final dengan catatan waktu terbaik keempat naik ke podium untuk medali perunggu setelah diskualifikasi perenang China.
"Saya belum pernah menang melawan mas Guntur," aku Zaki, atlet asal Riau tersebut. "Tapi alhamdulillah saya sangat senang sekali."
Asian Para Games 2018 merupakan multi-event Internasional pertama bagi Zaki yang baru masuk pelatnas pada Januari tahun ini.
Pelatih pelatnas Indonesia di Asian Para Games 2018, Bhima Kautsar pun mengakui Zaki yang baru berusia 24 tahun itu menunjukkan kemajuan yang pesat selama 10 bulan terakhir masuk pelatnas.
"Kemajuan Zaki pesat sekali.... Zaki ini semacam regenerasi karena Guntur dan Zaki memiliki usia yang jauh berbeda," kata Bhima.
"Guntur menang pengalaman, tapi alhamdulillah Zaki sudah mulai dekat catatan waktunya sama Guntur, kata Bhima.
"Saya pun tidak menyangka Guntur mendapatkan perak. Perunggu saja sudah bagus," kata dia.
Guntur di final itu pun mampu memecahkan rekor yang dia pecahkan di ASEAN Para Games 2017, Kuala Lumpur, di nomor yang sama dalam waktu 1 menit 20,53 detik.
Baca juga: Guntur, Zaki boyong medali nomor 100 meter gaya dada SB8
Baca juga: Sapto Yogo sumbang emas dan pecahkan rekor Asia
Pewarta: Aditya Eko Sigit Wicaksono
Editor: Tasrief Tarmizi
COPYRIGHT © ANTARA 2018