Ratri yang pada pagi harus menghadapi juniornya, Khalimatus Sadiyah Sukohandoko, berhasil menang cukup mudah 21-7, 21-8, untuk mencapai partai final tunggal putri SL4.
Di partai final, Ratri akan menghadapi atlet China, Hefeng Chang, yang sebelumnya juga menyingkirkan rekan senegaranya, Huihui Ma, 21-9, 21-11.
Uniknya, usai mengalahkan Khalimatus di semifinal nomor tunggal, Ratri, harus berpasangan dengan juniornya itu untuk menundukkan pasangan Thailand, Nipada Saensupa/Chanida Srinavakul, 21-8, 21-6, dalam semifinal ganda putri SL3-SU5.
Di partai final, Ratri akan kembali berhadapan dengan Hefeng, yang kali ini akan berpasangan dengan Huihui.
Baca juga: Wakil Indonesia tampil di 13 laga perempat-final bulutangkis
Kendati demikian, rekor buruk membayangi penampilan wakil Indonesia di partai final kedua nomor tersebut.
Pasalnya, Ratri menelan kekalahan dari Hefeng di tunggal putri Kejuaraan Dunia Para-Bulu Tangkis 2017 di Ulsan, Korea Selatan, demikian juga saat turun di nomor ganda.
Catatan buruk tersebut tak menggentarkan Ratri maupun Khalimatus, yang sama-sama mengaku di Kejuaraan Dunia mereka tak membawa bekal persiapan apapun.
"Kalau sekarang persiapan hampir 10 bulan lebih, terus kalau lihat dari pertandingan kemarin saya, kami, cukup optimistis," kata Ratri ditemui di Istora, Kamis siang.
Sebelum melakoni dua laga final, Ratri dan Khalimatus akan kembali berhadapan di partai semifinal nomor ganda campuran SL3-SU5. Ratri berpasangan dengan Hary Susanto, sedangkan Khalimatus dengan Hikmat Ramdhani.
Baca juga: Menpora janji perjuangkan harapan atlet disabilitas
Baca juga: Indonesia raih perak para-angkat berat putri
Pewarta: Gilang Galiartha
Editor: Tasrief Tarmizi
COPYRIGHT © ANTARA 2018