Jakarta (Antara News) - Tim estafet para-atletik Indonesia memastikan medali perunggu di nomor 4X100 meter T11-13, T35-38, T42-47, T33-34/51-54 Asian Para Games 2018 yang digelar di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, Jumat malam, menyusul silang pendapat terkait tim China yang sempet terdiskualifikasi.

Kepastian tersebut baru didapatkan usai pengalungan medali yang baru dilakukan sekitar pukul 22.30 WIB.

Proses seremoni itu terlambat kurang lebih satu jam dari waktu yang dijadwalkan karena terjadi silang pendapat setelah tim estafet China yang sejatinya merebut medali emas sempat dinyatakan di-diskualifikasi dengan dugaan melanggar aturan atletik Komite Paralimpade Internasional bab 23 ayat 6.

Perubahan medali ini juga sempat dimuat dalam laman resmi Asian Para Games 2018. Di sini, Indonesia sementara dinyatakan meraih medali perak, Jepang mendapatkan perak dan Thailand perunggu.

Namun setelah beberapa saat, keputusan kemudian kembali menyatakan China mendapatkan medali emas.

"Yang pasti Indonesia tidak terlibat dalam adu pendapat itu," kata salah satu atlet estafet para-atletik Indonesia Jaenal Aripin kepada pewarta usai pengalungan medali.

Tim Indonesia yang diperkuat Putri Aulia, Karisma Evi Tiarani, Sapto Yogo Purnomo dan Jaenal Aripin membukukan catatan waktu 50,09 detik untuk merebut posisi ketiga.

China yang diperkuat atlet Zhou Guoha, Wang Hao, Yang Yifei dan Zou Lihong mengenggam medali emas dengan waktu 47,89 detik. 

Adapun Jepang dengan atlet Sawada Uran, Sato Keita, Takamatsu Yuka dan Suzuki Tomoki meraup medali perak dengan waktu tempuh 49,04 detik.

Dengan demikian, total selama Asian Para Games 2018, tim para-atletik Indonesia mendapatkan enam medali emas, 12 medali perak dan 10 perunggu.

Secara keseluruhan sampai Jumat (12/10) malam, Indonesia telah mengumpulkan 33 medali emas, 42 perak dan 48 perunggu dan sementara berada di posisi keenam klasemen pengumpulan medali sementara Asian Para Games 2018.

Baca juga: Tim estafet "dadakan" Indonesia bukukan perak ke-13 para-atletik

Pewarta:
Editor: Imam Santoso
COPYRIGHT © ANTARA 2018