Surabaya (Antara) - Kurang dari tiga pekan lagi upacara pembukaan Asian Games 2018 akan dilangsungkan, dalam waktu yang sama, atlet panahan nasional Dellie Threesyadinda akan menapai panggung pembuktian untuk membawa Indonesia meraih medali emas.

"Asian Games 2018 adalah panggung pembuktian dan saya berharap tampil sebagai juara," ujar Dinda, sapaan akrabnya, yang pada Asian Games 2018 akan turun di nomor compound beregu.

Langkah kaki Dinda menuju panggung pembuktian itu berusaha diperkuat oleh perempuan kelahiran 12 Mei 1990 itu dengan memperbaiki catatan poin terbaiknya.

Ia bahkan ingin memecahkan rekor poin itu selama menjalani pemusatan latihan di Surabaya.

"Setiap hari pokoknya harus 355 lagi. Kalau bisa lebih dari 355. Terakhir rekor saya latihan mendapat 355, sempurnanya di 360 poin. Kategori ini tertinggi 358 dari Korea atau dari 36 anak panah, dari 10 tembakan dia meleset cuma dua," ucapnya.

Atlet panahan generasi kedua, putri dari legenda panahan Indonesia, Lilies Handayani, yang juga legenda panahan Indonesia, saat ini menjalankan pemusatan latihan di Surabaya menyusul sterilisasi arena di Jakarta menjelang persiapan Asian Games 2018.

Baca juga: Diananda Choirunnisa bidik emas panahan di "olimpiade mini"

Baca juga: Presiden Jokowi minta atlet panahan tingkatkan prestasi


Atas raihan prestasinya, atlet asal Surabaya tersebut dipercaya sebagai duta kampanye #IndonesiaKalahkanBatas sebagai bentuk dukungan perusahaan lokal consumer healthcare Combiphar terhadap ajang Asian Games 2018.

Peraih emas di Asian Grand Prix 2013 tersebut menyambut baik program itu sebagai salah satu langkah untuk memotivasi anak muda supaya bisa mengalahkan batas atas dirinya sendiri.

"Menurut saya bagus, karena sekarang revolusi mental itu mulai dari yang muda dan sebagai duta bisa menginspirasi, bukan cuma di olahraga, tapi juga di apapun bidangnya. Mereka pasti bisa melewati batasnya, asalkan kita punya cita-cita. Ditambah spirit Asian games sekarang," katanya.

Baca juga: KONI nilai panahan siap hadapi Asian Games

Pewarta:
Editor: Gilang Galiartha
COPYRIGHT © ANTARA 2018