"Juri CAS menolak surat gugatan setelah puas, berdasarkan bukti yang diajukan pada pemeriksaan dan setelah pemeriksaan, tidak satu pun pemain yang diajukan oleh Kontingen Bangladesh, Makau, Sri Lanka, dan Uzbekistan yang mengikuti pertandingan golf Asian Games 2018 merupakan pemain profesional," demikian pernyataan resmi Badan Arbitrase Olahraga Dunia di situs resmi mereka yang dipantau Antara di Jakarta, Rabu malam.
Asosiasi golf nasional dari enam negara Asia yaitu Filipina, India, Indonesia, Jepang, Korea Selatan, dan Singapura menggugat keputusan Dewan Olimpiade Asia (OCA) karena tidak mengikuti Aturan Teknis cabang olahraga golf.
Aturan itu berisi larangan pemain-pemain golf profesional untuk mengikuti pertandingan dalam Asian Games.
"Asosiasi golf nasional Bangladesh, Makau, Sri Lanka, dan Uzbekistan di-indikasikan punya pemain-pemain profesional terdaftar dan mengikuti prosedur (keikutsertaan Asian Games) sebagai pihak-pihak berkepentingan," demikian pernyataan Badan Arbitrase Olahraga Dunia.
Juri Badan Arbitrase Internasional itu terdiri dari Presiden Anthony Lo Surdo (Australia), juru pisah Enrico Ingles (Filipina), dan juru pisah Jahangir Baglari (Iran).
"Dewan juri telah menggelar pemeriksaan dengan pihak-pihak yang terlibat secara personal dan melalui konferensi telepon pada Senin (20/8) malam sejak pukul 21:00 hingga 01:50 di kantor Divisi Sementara CAS di Jakarta," demikian pernyataan Badan Arbitrase Olahraga Dunia.
Namun, Badan Arbitrase Olahraga Dunia itu menyatakan gugatan dari enam asosiasi golf yang mengikuti Asian Games ke-18 itu masih bersifat dapat diperdebatkan. Badan itu menyebut hasil sidang juri mereka tidak menyandarkan pada satu pun landasan hukum guna mengajukan banding atas keputusan OCA.
Sebanyak 134 pemain golf putra dan putri akan saling berkompetisi baik pada nomor perorangan ataupun nomor beregu di arena pertandingan seluas 530.217 meter persegi.
Peta persaingan pada cabang golf Asian Games Incheon 2014 masih didominasi empat negara yaitu Chinese Taipei dengan dua medali emas dan satu medali perunggu, Korea Selatan (satu medali emas dan tiga medali perak), Thailand (satu medali emas dan satu medali perak), dan China (satu medali perunggu).
Persaingan itu berbeda ketika cabang golf digelar dalam Asian Games Guangzhou 2010. Kontingen Korea Selatan sangat mendominasi golf dengan total empat medali emas dan satu medali perunggu.
Namun, peta persaingan itu masih mungkin berubah terutama pada nomor perorangan, baik putra ataupun putri, menyusul Peringkat Dunia Pegolf Amatir (World Amateur Golf Ranking) masih saling bersaing.
Pegolf Thailand Sadom Kaewkanjana menempati peringkat 14 dunia dan menjadi pesaing berat bagi para peserta pada nomor perorangan putra. Begitupula, dua pegolf China Andy Zhang (20 dunia) dan Yechun Carl Yuan (31 dunia).
Indonesia masih menyimpan optimisme pada perorangan putra menyusul Naraajie Emerald Ramadhan yang menempati peringkat 60 dunia.
Sementara pada nomor putri, Thailand sangat mendominasi peringkat dunia dengan posisi tiga atlet mereka pada 15 besar dunia yaitu Paphangkorn Tavatanakit, Atthaya Thitikul, dan Pimnipa Panthong.
Pemain-pemain putri Jepang, Korea Selatan, dan Jepang akan saling bersaing jika mengacu pada peringkat dunia amatir itu.
Meskipun demikian, pemeringkatan dunia itu belum cukup untuk menggambarkan secara akurat pemetaan kekuatan dan persaingan cabang golf dalam Asian Games 2018.
Pewarta: Imam Santoso
Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2018