"Menakjubkan, terasa tidak nyata ada kerumunan yang mendukung sejak saya datang ke sini. Sebuah kebahagiaan dan kehormatan ada yang mendukung dan memanggil nama saya dengan keras," kata dia kepada wartawan usai mengoleksi medali emas keduanya dalam Asian Games 2018 nomor 50 meter gaya kupu-kupu putra.
Atlet berusia 23 tahun itu hampir merasa sedang unjuk kebolehan di negaranya sendiri selama Asian Games 2018 karena dukungan suporter, khususnya saat final.
Baca juga: Pendukung Indonesia tunjukkan semangat solidaritas Palestina
Melihat kerumunan yang meneriakkan namanya membuat peraih medali emas Olimpiade itu bersemangat saat akan memulai berlomba di depan semua orang.
Ia berharap saat tampil Jumat (24/8) di nomor 4x100 meter gaya ganti estafet putra, penonton yang mendukungnya semakin banyak sehingga ia lebih bersemangat bertanding.
Untuk laga final nomor 50 meter gaya kupu-kupu putra dimana dia mencatatkan waktu 23,61 detik, diakuinya catatan waktu itu kurang memuaskan dan saat mengetahui ia finis di posisi pertama ia agak terkejut.
"Catatan waktunya bukan yang terbaik, tetapi ini ini perlombaan, hal yang paling penting adalah siapa yang tangannya menyentuk tembok pertama," ucap Schooling.
Selanjutnya ia akan fokus untuk perlombaan estafet, mengevaluasi performanya hari ini dan meningkatkan kemampuan diri.
Baca juga: Schooling kembali genggam emas Asian Games 2018
Pewarta: Dyah Dwi Astuti
Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2018