Jakarta (ANTARA News) - Petinju Indonesia Mario Blasius Kali mengaku berada di atas angin saat melawan petinju Timor Leste, Jose Barreto Quintas Da Silva dalam babak 16 besar kelas terbang ringan (49 kg) JIEXPO Kemayoran Jakarta pada Senin.

Mario memberi bukti dengan menang telak 5-0 atas Barreto sekaligus memastikan tiket ke perempat final yang akan diadakan pada Rabu (29/8).

Dalam pertandingan tiga babak itu, Mario yang lima tahun lebih senior dibanding Barreto bermain hati-hati namun selalu telak mengena sasaran ketika melayangkan pukulan jab.

Mario yang memang diunggulkan untuk meraih medali di Asian Games 2018 memanfaatkan keunggulan tinggi badan untuk menghindari jangkauan pukulan Barreto.

Pertarungan tampak tidak seimbang, karena Mario beberapa kali mudah mencuri poin.

Di ronde terakhir, duel berubah menjadi eksplosif. Pukulan lurus (straight) kanan Mario berhasil dihindari Barreto yang kemudian secara refleks mengangkat kepala dan mengena pelipis kanan Mario.

Pelipis Mario tampak sobek kemudian mengeluarkan darah. Namun Mario, yang juga prajurit TNI bertahan dan berhasil bertarung hingga menyudahi perlawanan Barreto. Juri menilai Mario menang telak 5-0.

Mario mengaku tidak begitu kesulitan dalam laga melawan Barreto.

"Untuk mencuri poin tidak begitu sulit tadi. Saya tadi jaga jarak saya biar bisa menguasai lawan," ujarnya setelah berlaga.

Dia juga mengaku memiliki keunggulan karena lebih aktif bermain kidal sementara Barreto merupakan petinju yang mengandalkan tangan kanan.

"Itu yang dijadikan keuntungan. Orang kanan biasanya takut menghadapi kidal," ujarnya.

Mario bersiap menghadapi laga perempat final pada Rabu (29/8) melawan pemenang laga antara petinju Thailand Yurachai Wutticai versus petinju China Wu Zhonglin.

Mario merupakan salah satu petinju Indonesia yang dijagokan meraih medali emas pada Asian Games 2018.

Cabang olahraga tinju Asian Games 2018 memperebutkan 10 medali emas di 10 nomor. Indonesia mengirim semua atlet di 10 nomor.

Baca juga: Petinju Mario Blasius jaga peluang emas

Pewarta: Indra Arief Pribadi
Editor: AA Ariwibowo
COPYRIGHT © ANTARA 2018