Jakarta  (ANTARA News) - Atlet para-renang Syuci Indriani mengaku merinding mendengar sorak-sorai penonton yang memadati Stadion Akuatik Gelora Bung Karno, Jakarta.

"Wow... merinding aku," kata Syuci usai berlomba di nomor 100 meter gaya kupu-kupu putri S14 Asian Para Games 2018, Jakarta, Rabu.

Syuci yang turun di lane 5 menyelesaikan lomba dengan waktu 1 menit 11,08 detik di peringkat dua untuk merebut medali perak.

Dari start, penonton yang memadati tribun meneriakkan nama Syuci dan Indonesia untuk memberi semangat atlet asal Riau itu.

Teriakan penonton semakin menjadi di 50 meter terakhir ketika Syuci berpacu dengan atlet Hong Kong CHan Yui Lam yang turun di lane 4 untuk memperebutkan posisi pertama.

Riuh penonton semakin pecah ketika Syuci menyentuh finis dan hasil resmi diumumkan.

"Alhamdulillah bersyukur banget dapat medali perak di nomor 100 meter gaya kupu-kupu," kat Syuci.

Koleksi medali Syuci di Asian Para Games 2018 lengkap sudah setelah sebelumnya merebut medali Emas di nomor 100 meter gaya dada putri SB14 dan medali perunggu di nomor 200 meter gaya bebas putri S14.

"Kata pelatih harus kontrol emosi, jangan sampai habis di 50 meter terakhir," kata Syuci tentang perlombaan hari ini.

"Sudah habis-habisan aku," kata dia.

Dengan mengantongi tiga medali, Syuci berharap jika mendapat bonus nanti ingin mengajak orang tuanya umroh dan membuat kolam renang di rumahnya.

Di hari terakhir cabang para-renang, Syuci akan turun di nomor 200 meter gaya ganti putri yang menjadi salah satu nomor unggulan atlet berusia 17 tahun itu.

Syuci pun sempat menitip pesan kepada para penonton di mana pun berada.

"Selalu dukung kami, karena kami ini sama dengan kalian juga. Mungkin terbatas ya, kekurangan kami. Tapi yang paling penting kelebihan kami itu sangat berharga," kata Syuci.

Medali emas nomor 100 meter gaya kupu-kupu putri S14 diraih oleh atlet Hong Kong Chan Yui Lam dengan waktu 1 menit 8,56 detik.

Sementara medali perunggu diraih oleh atlet Jepang Mami Inoue dengan catatan waktu 1 menit 11,21 detik.
 

Pewarta: Aditya Eko Sigit Wicaksono
Editor: Dadan Ramdani
COPYRIGHT © ANTARA 2018