Indonesia menurunkan, Crismonita Dwi Putri dan Elga Kharisma Novanda, di keirin putri namun harus puas dengan finis masing-masing di peringkat tujuh dan sebelas di babak final.
"Saya melihat dua orang ini, Elga dan Crismon, ada harapan bagus tapi ada sedikit perbedaan," kata Dadang usai perlombaan yang digelar di Jakarta International Velodrome tersebut.
Crismonita dipandang lebih matang dan mempunyai pengalaman lebih banyak ketimbang Elga, yang baru pertama kali turun di nomor balap track keirin.
Elga sebelumny adalah atlet BMX putri, namun karena cedera, dia disiapkan untuk turun di nomor track.
"Elga baru kali ini turun di Keirin dan saya pikir ini awal yang bagus buat dia sebagai pelajaran. Jadi untuk strategi dia masih bingung, saya akui itu," ungkap Dadang.
Di disiplin Keirin putri, para pebalap dipandu dan mengikuti dibelakang sepeda bermotor elektrik yang dikenal sebagai derny.
Setelah tiga lap, derny akan menyingkir dari lintasan dan para pebalap berpacu untuk meraih posisi yang menguntungkan untuk mengerahkan segala tenaganya pada 200 meter terakhir.
Di babak kualifikasi dan putaran pertama pun Elga, yang masih didera cedera punggung dari balapan BMX, tampak kewalahan menghadapi pebalap dari China, Hong Kong, Korsel, Jepang dan Thailand, hingga dia harus ikut putaran pertama repechages dan tidak tembus final.
Crismonita pun hanya mampu finis di urutan tujuh klasemen.
Kekuatan menjadi salah satu isu bagi pebalap putri Indonesia.
"Target power mereka masih di bawah. Saat ini Elga dan Crismon berada di rata-rata 1.250-1.300 (watts). Kita butuh sampai 1.500," kata Dadang.
Melalui peningkatan latihan seperti "court training" dan "strenght conditioning" diharapkan pebalap putri Indonesia bisa meningkatkan kekuatan puncak mereka.
"Sejauh ini saya merasa puas karena saya sedang cedera jadi tidak bisa maksimal untuk latihan maupun lomba," kata Elga.
"Kesulitan sih tidak ada. Kalau saya kurang dari sisi tenaga jika dibandingkan dengan pebalap yang lain. Kita masih jauh," kata Elga.
Sementara itu Crismonita berharap hasil yang lebih bagus seandainya saja dia mampu menerapkan strategi yang pas.
"Tadi seharusnya bisa masuk final, kurang sedikit, hanya telat buka saja di satu lap terakhir," kata Crismonita.
Medali emas keirin putri menjadi milik Pebalap putri Hong Kong Wai Sze Lee yang melahap 200 meter terakhir balapan dengan waktu 11,488 detik.
Atlet putri Korea Selatan Hyejin Lee meraih medali perak setelah mencatatkan selisih waktu 0,024 detik dari atlet putri Hong Kong.
Sedangkan medali perunggu diraih oleh Tianshi Zhong dari China dengan selisih waktu 0,375 detik.
Pewarta: Aditya Eko Sigit Wicaksono
Editor: Tasrief Tarmizi
COPYRIGHT © ANTARA 2018