Jakarta (ANTARA News) - Iran berhasil menyingkirkan Korea Selatan dengan kemenangan 80-68 dalam laga semifinal di Istora Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, Kamis, demi mencapai partai final bola basket putra Asian Games 2018.

Kemenangan yang diraih Iran itu seolah menjadi penuntasan pembalasan kekalahan yang diderita dalam final Asian Games 2014 di Incheon, Korsel.

Di partai final, Iran akan menantikan pemenang dari laga semifinal lain antara Chinese Taipei kontra China, sedangkan Korsel bakal memperebutkan medali perunggu dengan tim yang kalah dari laga tersebut.

Baik perebutan medali emas maupun perunggu akan digelar di Istora GBK Jakarta pada Sabtu (1/9).

Hamed Ehdadi jadi pemain paling berpengaruh dalam kemenangan Iran lewat catatan 23 poin, 7 rebound dan 8 assist, dibantu double-double 18 poin dan 11 rebound Mohammad Hassanzadeh, 13 poin dan 6 rebound milik Behnam Yakhchalidehkordi serta 10 poin yang dicetak Sajjad Mashayekhi.

Ehdadi yang ditugasi untuk mengawal penuh pergerakan Ratliffe memang tak sepenuhnya berhasil menutup kran angka pebasket kelahiran Amerika Serikat yang dinaturalisasi Korsel sejak Januari 2018 itu.

Kendati Ratliffe membukukan double-double 37 poin dan 12 rebound, namun tak satu pun rebound yang dikemasnya dilakukan dalam posisi menyerang, walaupun ia tampil selama 40 menit penuh.

Penjagaan ketat yang dilakukan terhadap Ratliffe di paint area menambah keraguan bagi barisan penembak tripoin Korsel yang lebih sering juga berada di dalam penjagaan ketat oleh para penggawa Iran.

Akibatnya, selain Ratliffe, hanya Kim Sun-hyung dan Choi Junyong yang mencapai raihan angka dua digit bagi Korsel, masing-masing dengan 13 poin dan 10 poin.

Sedangkan dua penembak Korsel yang sebelumnya memimpin statistik tripoin turnamen, Jeon Jun-beom dan Heo Il-young, sama-sama tak mengantongi satu poin pun di laga tersebut.

Baca juga: Lewati Jepang, China tantang Korea di final basket putri

Hassanzadeh menghempaskan sebuah dunk demi memompa semangat tim Iran saat membuka pertandingan. Sejak itu Iran mencetak enam poin lagi tanpa mendapat balasan dari Korsel, demi unggul 8-0 di sisa waktu 8 menit 7 detik kuarter pertama.

Lay up Ehdadi di sisa waktu 5 menit 4 detik membuat Iran unggul meyakinkan 18-8 atas Korsel di separuh awal kuarter pertama, keunggulan yang meski jaraknya terpangkas tetap di pertahankan hingga periode 10 menit pertama berakhir dalam kedudukan 21-14.

Penjagaan ketat terhadap Ratliffe yang diampu Ehdadi terus dilancarkan sembari menjaga ketajaman tembakan mereka saat menyerang, hasilnya Iran memperbesar jarak keunggulan menjadi 33-18 saat tembakan tripoin Mohammad Jamshidijafarabad menemui sasaran di sisa waktu 4 menit 36 detik kuarter kedua.

Korsel seolah kehabisan akal untuk menyerang sehingga sepenuhnya memaksakan untuk mengalirkan bola ke Ratliffe, lantaran lima percobaan tembakan tripoin mereka di kuarter pertama selalu gagal.

PIlihan Korsel mengalirkan bola ke Ratliffe membuatnya seolah bertarung sendirian di antara para pilar Iran di paint area, dan jarang mencetak angka.

Hasilnya, Iran tetap memegang keunggulan nyaman 40-28 saat menyudahi paruh pertama pertandingan. 

Baca juga: Park Ji-su tiba, Korea ke final basket putri

Iran membuka kuarter ketiga dengan meyakinkan saat Hassanzadeh bergelantungan di ring usai menghempaskan sebuah dunk menyambut umpan dari Ehdadi, mengubah kedudukan menjadi 42-28.

Ehdadi dkk terus melaju melebarkan jarak menjadi 51-32  saat Mashayekshi menceploskan sebuah lay up mengakhiri serangan fast break di sisa waktu 6 menit 1 detik.

Kerja keras Korsel untuk mendekati raihan poin Iran lagi-lagi hanya berbuah jarak yang terpangkas namun tak signifikan, kuarter ketiga berakhir dengan skor tertinggal 48-63 dari sang lawan.

Kendati Korsel terus bekerja keras untuk memperkecil jarak, namun Iran terlanjur nyaman memanfaatkan strategi yang terbukti ampuh. Iran hanya perlu mencetak 17 poin tambahan untuk memastikan kemenangan 80-68 atas Korsel sembari melenggang ke partai final.

Pewarta: Gilang Galiartha
Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2018