Jakarta (ANTARA News) - Asisten pelatih tim bola basket putra China, Bernard Voogd, mengaku tak sabar untuk bertemu Iran di partai final Asian Games 2018 dan menjumpai wajah-wajah familiar yang berada di tim lawan.

Hal itu disampaikan Voogd usai China mengalahkan Chinese Taipei 86-63 di semifinal di Istora Senayan, Jakarta, Kamis.

"Kami sangat tak sabar bertemu Iran. Mereka tim yang baik, dengan pelatih hebat dan kami cukup familiar dengan beberapa pemainnya," kata Voogd merujuk pada sejumlah pemain Iran yang melantai di Liga Bola Basket China (CBA).

Di roster Iran setidaknya ada dua nama yang musim 2017-2018 lalu melantai di CBA, yakni kapten tim Mohammadsamad Nikkhahbahrami yang membela Nanjing Monkey Kings serta Hamed Ehdadi yang berseragam Sichuan Blue Whales.

Baik Nikkhahbahrami maupun Ehdadi memang sosok penting di Iran, termasuk ketika mereka mengalahkan juara bertahan Korea Selatan 80-68 di semifinal.

Baca juga: Zhou Qi sempurna, China ke final basket putra

Ehdadi misalnya, sukses mengunci ruang gerak pemain naturalisasi asal Amerika Serikat, Ricardo Ratliffe, di paint area, sembari membukukan 23 poin, 7 rebound dan 8 assist.

Sedangkan Nikkhahbahrami mencatatkan 8 poin, 8 rebound dan 6 assist di laga tersebut.

Oleh karena itu, Voogd mengaku tim pelatih basket putra China akan segera melakukan pemetaan kekuatan lawan lebih mendalam agar para Zhou Qi dkk siap menghadapi Iran di final.

"Kami ingin memastikan para pemain siap baik secara mental maupun fisik, cukup istirahat," katanya.

"Sementara itu kami akan merumuskan strategi, menyimak dan mempelajari rekaman pertandingan lawan, dan memberikan yang terbaik yang kami bisa dua hari lagi," ujar Voogd menambahkan.

China akan bertemu Iran di partai final memperebutkan medali emas basket putra Asian Games 2018 yang digelar di Istora Senayan, Sabtu (1/9), setelah Taipei dan Korsel berjibaku untuk perunggu.

Baca juga: Putra-putri ke final basket Asian Games 2018

Pewarta: Gilang Galiartha
Editor: Tasrief Tarmizi
COPYRIGHT © ANTARA 2018