"Pas di dalam air tadi saya mikirnya hanya orang tua. Setelah mendapat bonus saya ingin membawa kedua orang tua umroh," kata Zaki usai perlombaan.
Zaki yang hari itu turun di nomor 100 meter gaya dada putra SB8 meraih medali perunggu dengan catatan waktu 1 menit 19,95 detik.
Atlet asal Riau itu bertarung ketat dengan rekannya di pelatnas, Guntur, yang finis lebih cepat 0,60 detik untuk medali perak.
Kedua perenang Indonesia itu sebenarnya diuntungkan karena atlet China Guanglong Yang, yang finis kedua terkena diskualifikasi, sehingga dua atlet Indonesia tersebut masuk ke podium untuk meraih medali perak dan perunggu.
"Kalau di gaya dada saya belum pernah menang melawan mas Guntur," kata Zaki, atlet asal Riau itu.
Sebelum pertandingan pun kedua orang tua Zaki sempat berpesan.
"Kamu fokus saja, jangan pikirin kami yang di rumah. Kamu teatp fokus, ingat semua orang tergantung kepada kamu," kata Zaki mengulangi ucapan orang tuanya.
Sebelumnya di hari pertama cabang para-renang Asian Para Games 2018, Zaki, yang memiliki kekurangan di tangan dan kakinya, lolos ke final nomor gaya bebas 50 meter putra S8 namun gagal merebut medali.
Zaki yang berlomba dari lane 5 di final mencatatkan waktu 28,48 detik untuk finis di urutan lima.
Zaki masih akan turun membela Indonesia di nomor 100 meter gaya bebas Asian Para Games 2018 yang akan dilombakan pada Kamis.
Pewarta: Aditya Eko Sigit Wicaksono
Editor: Dadan Ramdani
COPYRIGHT © ANTARA 2018