Jakarta (ANTARA News) - Pebasket Chinese Taipei, Douglas Creighton, mengaku timnya memang terlambat main panas di dua kuarter pertama pertandingan melawan Jepang meski akhirnya berhasil memenangi laga pembuka penyisihan Grup C cabang olahraga bola basket putra Asian Games 2018 tersebut.

Ditemui seusai kemenangan 70-65 atas Jepang di Hall Basket Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, Selasa, atlet kelahiran Amerika Serikat itu menilai timnya akhirnya bisa mengeluarkan gaya permainan mereka di paruh kedua pertandingan.

"Saya pikir itu pertandingan yang baik. Mungkin di awalnya karena kami main di gim pagi, jam 10 pagi, kami belum  sepenuhnya bangun," kata Creighton.

"Tapi di paruh kedua, kami bisa memainkan gaya basket kami," ujarnya menambahkan.

Taipei memang sempat tertinggal 30-37 hingga kuarter kedua berakhir, namun mereka berbalik unggul 59-53 di kuarter ketiga yang ditutup dengan tembakan tiga poin Creighton.

Secara keseluruhan Creighton menyumbangkan 8 poin dan 4 rebound untuk kemenangan Taipei tersebut.

Baca juga: Bangkit dari ketertinggalan, basket putra Chinese Taipei taklukkan Jepang

Creighton mengungkapkan Pelatih Taipei, Charles Henry Parker, tidak memberikan wejangan yang berlebihan di jeda pertandingan, hanya berpesan agar mereka menampilkan gaya permainan basket mereka yang sesungguhnya.

"Di waktu jeda pelatih mengatakan kami harus memainkan gaya basket kami. Di paruh awal kami terlalu banyak terkena turnover dan terlihat gegabah," ujarnya.

Kemenangan Taipei disokong raihan 18 poin dari Chen Yingchun serta 14 poin dan 9 rebound milik Liu Cheng.

Selain itu, Taipei berhasil mengungguli catatan rebound Jepang 48 berbanding 33 yang terutama lebih banyak diperoleh pada kuarter kedua dan ketiga pertandingan.

Kemenangan itu jadi modal penting untuk laga kedua Taipei melawan Hong Kong pada Senin (20/8) beberapa hari berselang setelah Jepang meladeni Qatar pada Kamis (16/8).

Baca juga: Bola basket - Korsel lawan berat, tetapi Indonesia bisa mengejutkan

Pewarta: Gilang Galiartha
Editor: Irwan Suhirwandi
COPYRIGHT © ANTARA 2018