Apalagi, perayaan HUT Kemerdekaan RI berdekatan dengan jadwal pertandingan gulat Asian Games 2018 yang berlangsung pada 19-22 Agustus 2018 di Jakarta.
"Tentunya momentum perayaan kemerdekaan ini bisa menjadi motivasi pribadi bagi saya untuk meraih prestasi terbaik di arena Asian Games. Saya sadar ini tidaklah mudah, karena sejumlah pegulat papan atas dunia bakal ikut serta, tapi saya tidak akan gentar," kata Aliansyah ketika dihubungi dari Samarinda, Kalimantan Timur, Kamis.
Menurut pegulat gaya grego roman kelas 67 kilogram ini, dulunya para pejuang Indonesia rela berkorban jiwa dan raga untuk merebut kemerdekaan.
Saat ini, ketika kemerdekaan sudah ada dalam genggaman, maka generasi penerus bangsa harus sudah mulai sadar dan mengisi kemerdekaan dengan beragam hal yang positif sesuai dengan profesi masing-masing.
"Seperti saya sebagai seorang atlet, tentunya saya harus berjuang sekuat tenaga meraih prestasi demi kejayaan bangsa dan negara," tegas pria yang akrab disapa Bagong itu.
Bagi Aliansyah, Asian Games 2018 merupakan keikutsertaan keduanya membela kontingen Indonesia, setelah yang pertama pada Asian Games 2010 di China.
"Pada Asian Games 2010, saya gagal membawa pulang medali karena hanya berada di peringkat kelima. Saat itu saya kalah dari pegulat India dalam perebutan medali perunggu," ujarnya.
Dengan pengalaman bertanding di ajang Asia tersebut, Aliansyah cukup mengenal sejumlah pesaing di kelasnya, terutama yang sudah memiliki reputasi di tingkat dunia.
"Kalau di kelas saya, ada Ryu atlet asal Korea Selatan yang memang sangat kuat dan kandidat juara. Namun, ada juga sejumlah pesaing berat lainnya, semisal pegulat Kazakhstan, Kirgistan dan Uzbekistan, yang sudah rutin ikut dalam kejuaraan dunia," jelasnya.
Kini, pada pesta olahraga Asia yang berlangsung di negara sendiri, Bagong berharap bisa menyumbangkan medali bagi kontingen Indonesia. (KR-RMT)
Pewarta: Arumanto
Editor: Dadan Ramdani
COPYRIGHT © ANTARA 2018