Pasalnya, Hassanzadeh dan Arghavan, dinilai Ehdadi cukup optimal menambal lubang yang menganga di tim Iran akibat cedera yang diderita Arsalan Kazemi Naeni di perempat final kontra Jepang.
"Hassan, pemain nomor 77 kami dan satu lagi, pemain nomor 12 (Arghavan), tampil sangat baik untuk menutupi cedera yang dialami Arsalan," kata Ehdadi selepas pertandingan.
"Mereka dan seluruh tim ini tampil sangat baik dalam bertahan dan menyerang," ujarnya menambahkan.
Kontribusi Hassanzadeh memang tergambar jelas dari catatan statistik pertandingan yang memperlihatkan ia mengemas double-double 18 poin dan 11 rebound, sedangkan Arghavan hanya tercatat mengumpulkan 4 rebound.
Kendati demikian, kala bertahan keduanya memang sukses memainkan perannya untuk membatasi ruang tembak para penembak tripoin Korsel, yang hingga dua kuarter pertama tak sekalipun mencetak angka.
Sedangkan Ehdadi, boleh dibilang jadi pilar utama kemenangan Iran lewat catatan 23 poin, 7 rebound dan 8 assist. Ia juga menunaikan tugasnya dengan baik untuk mengawal ketat pergerakan pebasket naturalisasi dari Amerika Serikat di kubu Korsel terutama di paint area.
Baca juga: Berkat pengalaman empat tahun silam, Iran sukses tundukkan Korsel
Kendati Ratliffe masih membukukan double-double 37 poin dan 12 rebound sepanjang laga, namun berkat pengawalan ketat Ehdadi, tak sekalipun ia mengamankan rebound di area pertahanan Iran.
"Ya dia pemain bagus, mencetak 35 poin atau lebih. Namun yang lainnya paling-paling hanya 10 poin. Itu yang kami inginkan, menghentikan point guard dan para penembak mereka," ujarnya.
Ketatnya pengawalan Ehdadi terhadap Ratliffe memang sukses mempengaruhi mental para penembak tripoin Korsel yang kemudian cenderung ragu-ragu melakukan percobaan tembakan, lantaran jika gagal besar kemungkinan bola rebound akan diamankan oleh Ehdadi ketimbang Ratliffe.
Ehdadi juga mengapresiasi penampilan Korsel yang dinilainya masih memiliki semangat seperti tim yang mengalahkan Iran di final Asian Games 2014, meski disebutnya bahwa empat tahun lalu lawan mereka itu memiliki keuntungan besar tampil di hadapan pendukungnya sendiri ditambah raibnya konsentrasi timnya di menit-menit akhir pertandingan.
"Empat tahun lalu berbeda, mereka punya keuntungan main di kandang. Kami juga melakukan banyak kesalahan di menit-menit akhir," kata Ehdadi.
"Tapi mereka masih memiliki semangat yang sama, tak surut meski tertinggal 20 poin atau lebih. Itulah yang saya suka dari Korsel, mereka selalu berjuang untuk meraih hasil terbaik," ujarnya menambahkan.
Di partai final, yang merupakan penampilan kedua beruntun Iran di final basket putra Asian Games, Ehdadi dkk akan menantikan pemenang laga semifinal lain antara China dan Chinese Taipei.
Baca juga: Iran singkirkan Korsel demi capai final basket putra
Pewarta: Gilang Galiartha
Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2018